Posts

Menakar Jokowi Memberantas Korupsi

Image
Setiap tahun kasus korupsi di negeri ini semakin menjadi-jadi. Korupsi dengan berbagai rupa, macam, dan modusnya. Sudah bermacam rupa, gaya, dan profesi pula orang-orang yang tercekik dan terjebak penyakit korupsi; mulai dari politisi, birokat, pengusaha, mantan aktivis, penegak hukum, hingga akademisi.    Belum lagi para pembantu koruptor yang secara sengaja atau tak sengaja terjebak dalam pusaran korupsi, misalnya supir dan karyawannya. Aduh, ada apakah gerangan dengan negeri yang alamnya elok aduhai ini? Apakah manusia-manusianya sejak awal sudah bertalenta menjadi koruptor? Lantas, sejauhmana perhatian Presiden Joko Widodo di tahun kedua pemerintahannya menghabisi korupsi di negeri ini?  Gara-gara korupsi jutaan rakyat Indonesia secara langsung dan tak langsung menjadi korban para koruptor: mereka dimiskinkan. Korupsi adalah kejahatan yang sangat keji, karena korbannya dapat menimpa ratusan juta orang, bahkan bisa mengakibatkan semakin banyak rakyat yang terkapar. Pa

Elite Politik dan Kisah Buruk Muka Cermin Dibelah

Image
Kehidupan politik Indonesia di tahun 2016 baru saja berjalan. Imbauan untuk tidak gaduh di tahun ini justeru dibuka dengan beberapa pernyataan dari Kementerian Pendayaagunaan Aparatur Negara (PAN) yang sempat memicu “kegaduhan”. Ya, tentang “rapot sekolah” beberapa kementerian dan lembaga pemerintahan. Sudahlah, sebaiknya tak usah lagi tahun ini mengulang kisah buruk dunia politik kita seperti tahun-tahun kemarin, seperti kisah kasus “papa minta saham”. Saham di sini dapat ditafsirkan saham sebenar-benarnya saham atau saham politik gertak-gertakan. Namun apa hendak dikata, begitulah dunia politik kita. Mau ditahan pun, prediksi saya tahun ini tetap akan berlanjut muncul beberapa kegaduhan. Memang, banyak macam gaya dalam dunia politik kita. Yang kelihatan tenang, eh tak tahunya menghantam memecah martabat republik. Afiliasi dan loyalitas politik dibentuk untuk menderas ketegangan dan permainan transaksi politik \”haram\”. Misalnya, ada politisi berkoar-koar di atas panggung p

Jokowi, Kemiskinan, dan Imbauan

Image
Meski berkurang dari Maret 2015, jumlah penduduk miskin di negeri ini masih cukup tinggi. Kesenjangan ekonomi dan sosial masih terjadi di semua lini. Artinya, rasa menjiwai nasib rakyat miskin oleh elite negeri ini belum begitu berarti. Di tengah masih banyaknya rakyat miskin, elite kita masih ada yang menari-nari di atas kemiskinan rakyat. Ditambah lagi berbagai bencana di beberapa daerah mengakibatkan laju pertumbuhan ekonomi melambat, dan bisa jadi angka kemiskinan terus meningkat. Pemerintah tentu tak sekadar memberi harapan semu bahwa ekonomi nasional akan segera tumbuh pada tahun ini. Tumbuh pun ekonomi tetap saja masih banyak penduduk miskin yang tidak dapat menikmati hasil pertumbuhan tersebut. Apalagi ketika ekonomi melambat, orang miskin dan hampir miskin terkena berlipat dampaknya, bertambah miskin. Kebanyakan penduduk yang miskin memperoleh pencarian dalam sektor informal karena mereka tergolong unskilled labour . Mereka mendapat pekerjaan sebagai tenaga buruh, pe

Fatmawati Srikandi Republik

Image
Memperingati Hari Ibu setiap 22 Desember adalah momen spesial untuk menunjukkan rasa cinta yang lebih mendalam kepada bunda yang melahirkan dan membesarkan kita. Momen Hari Ibu juga dapat kita maknai untuk mengenang “bunda-bunda” yang turut berjuang mendirikan republik ini. Salah seorang Bunda Republik itu adalah Fatmawati.  Barangkali, generasi zaman kini sekadar ingat yang biasa-biasa saja dengan ibu negara pertama republik ini. Fatmawati Soekarno, penjahit pertama bendera Sang Saka Merah Putih. Berikut ini marilah kita mengulang kisah tentang sosok Bunda Republik ini.  Fatmawati adalah putri dari sejoli aktivis Muhammadiyah, Hassan Din dan Siti Chadidjah. Hassan Din merupakan konsul pertama yang mendirikan ormas keagamaan Muhammadiyah di Bengkulu. Hassan Din berperan serta dalam arus besar zaman pergerakan nasional yang di akhir tahun 1920-an telah tersebar sampai ke pelosok-pelosok tanah air. Di Bengkulu, Hassan Din mempelopori pendirian Muhammadiyah dan kemudian menjad

Merawat Moral Republik

Image
Tokoh bangsa Ahmad Syafii Maarif, akrab disapa berbagai kalangan dengan panggilan Buya Syafii Maarif, telah berusia 80 tahun. Sungguh usia yang sangat matang dengan berbagai pengalaman. Buya Syafii Maarif lahir di Sumpur Kudus, Sijunjung, Sumatra Barat, 31 Mei 1935. Baru-baru ini dalam rangka memperingati 80 tahun Buya Syafii Maarif, Maarif Institute sebagai lembaga penggerak gagasan dan pemikiran Buya , di beberapa kota di Indonesia mengadakan talkshow kebangsaan dengan tema Islam dalam bingkai keindonesiaan dan kemanusiaan. Ya, Buya Syafii Maarif terbukti gigih menjaga keragaman bangsa dan merawat moral republik. D alam pandangan saya, Buya Syafii Maarif itu bak `puisi'. Puisi yang `membersihkan' masyarakat supaya tak lagi menjadi mangsa retorika politik yang meninabobokan. Puisi yang menasihati supaya manusia Indonesia jangan sampai tunamoral dan tunaadab. Puisi yang mengingatkan kita agar berani memulai untuk bersikap jujur pada diri sendiri , m engakui

Fikih Kebinekaan untuk Peradaban

Image
"Sebenarnya, umat muslim di Indonesia tak pernah ragu menerima dan menyerap nilai-nilai demokrasi yang sudah sejak lama diperjuangkan" Alkisah, Indonesia menjadi rujukan penting dalam rangkaian peristiwa dan studi-studi tentang radikalisme keagamaan. Dalam catatan M Zaki Mubarok (2013) yang merujuk Global Terrorism Database, dari total 421 tindak terorisme di Indonesia yang tercatat sejak 1970 hingga 2007, lebih 90% tindak terorisme terjadi pada kurun tahun-tahun mendekati Soeharto lengser hingga memasuki era demokrasi. Kemudian, sejak peristiwa teror Bom Bali I yang menewaskan  202 orang hingga 2013, sekurangnya telah berlangsung 12 aksi bom bunuh diri. Kelompok Islam berhaluan radikal yang dikenal sebagai Jemaah Islamiah (JI) dan jaringannya, dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas sebagian besar gelombang teror di Indonesia pasca reformasi. Merespon berbagai aksi teror tersebut, hingga Juni 2013 pemerintah telah menahan lebih kurang 90

Pergolakan Partai Politik dan Kualitas Demokrasi Kita

Image
David Krisna Alka  Media Indonesia, 15 Januari 2015 Tahun sudah berganti, tetapi konflik di tubuh partai politik tak kunjung berhenti. Khawatir partai politik akan selalu dipandang `miring' di mata publik bila tak berbenah.Harapan bahwa parpol menjadi jiwa dari demokrasi di republik ini bisa sirna. Kadang kita ragu-ragu antara sinisme dan harapan, bahwa partai politik ialah alat politik yang dapat dipercaya sebagai saluran aspirasi publik, bukan saluran semata kekuasaan politik elite. Terkadang dengan mencibir, kita saksikan perebutan kursi ketua umum partai politik tak kunjung sudah dan berakhir dengan kepengurusan ganda. Bukankah pengurus-pengurus partai politik itu ialah orang-orang yang telah mempelajari politik, sehingga kemudian mereka berkecimpung dalam dunia politik? Dengan asumsi yang sederhana, jika kalangan elite, kader, dan tokoh senior sebuah partai politik sudah matang dalam berpolitik, semestinya partai itu menj

Generasi Demokrasi dan Harapan Baru Indonesia

Image

Politik Banyak Rupa dan Demokrasi Air Mata

Image

Muhammadiyah, Presiden Baru dan Pemerintahan Baru

Image
David Krisna Alka Media Indonesia, 23 Agustus 2014 KONON, Muhammadiyah lahir lebih dahulu daripada kelahiran negara-bangsa Indonesia. Muhammadiyah lahir 1921, sedangkan kelahiran bangsa 1920-an dan negara Indonesia 1945. Namun, persoalannya bukan tentang siapa yang lahir lebih dulu. Pastinya, Muhammadiyah sudah menyatu-padu dalam sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia. Walau, menurut Ahmad Syafii Maarif (2009), ungkapan nasionalisme memang tidak populer di kalangan Muhammadiyah. Akan tetapi, perbuatan yang bercorak nasionalistik telah menjadi wataknya sejak semula kebangkitan Muhammadiyah. Muhammadiyah langsung bergerak untuk membenahi kultur umat terjajah melalui proses pencerahan dan kemanusiaan. Sesuatu yang sangat mendasar bagi bangunan sebuah bangsa yang bakal lahir. Keterbukaannya terhadap gagasan-gagasan baru yang lebih segar telah menjadi sifat Muhammadiyah selama sekian dasawarsa. Dalam catatan sejarah, gerakan Muhammadiyah berperan pent

Menghadirkan Pemimpin Kemanusiaan

Image
Media Indonesia, 4 Juli 2014  +David Krisna Alka    KESADARAN autentik dalam diri manusia adalah hati kemanusiaannya.  Jika lubuk hati kemanusiaan manusia sudah tumpul, keberingasan dan aum kegarangan menyeruak bak macan yang girang setelah menerkam mangsanya. Kesadaran autentik rakyat dalam Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 ini bakal diuji.  Kesadaran untuk memilih pemimpin kemanusiaan 200 juta lebih rakyat Indonesia sudah di depan mata. Setelah hati kemanusiaan kita terombang-ambing oleh berbagai fitnah dan sumpah serapah kebinatangan bersilweran di depan mata, saatnya mengembalikan kesadaran autentik kemanusiaan kita untuk memilih pemimpin yang mampu menjaga kemanusiaan dan keberadaban bangsa Indonesia. Pemimpin yang bekerja Saat kita melihat dan merasakan musim bunga tiba, musim pergerakan alam, mengalirnya air sungai, keluarnya mata air, datang dan perginya burung-burung, usapan lembut angin di pagi hari, gelombang pergerakan angin dari satu kawasan ke kawasan ya