Posts

Showing posts from February, 2012

Bung Pragmatis dan Bung Idealis

Image
Bung, benarkah zaman kini dihadapkan pada pilihan antara menjadi Bung Pragmatis   atau Bung Idealis? Barangkali hanya satu dari sejuta Bung yang menjadi Bung Idealis, dan sisanya menjadi Bung (kusan). Katanya, kini peradaban sudah maju. Semua bung-bung dengan mudah dapat berjumpa dan berdialog virtual lewat Internet. Segala informasi baik atau buruk sudah menjadi makanan publik (public goods). Tak kenal apakah mereka Bung Idealis atau Bung Pragmatis, semua terlibat dalam discourse yang ada pada konten media virtual. Mulai dari yang tinggal di desa, apalagi di kota. Memang, masih ada Bung Idealis lain yang belum menjamah dunia virtualitas karena akses dan pendidikan yang jauh dari peradaban internet. Bung-bung Idealis ini, memacu diri dalam suasana pedalaman desa yang belum terusik oleh peradaban virtual. Hidup bagi mereka adalah cucuran keringat yang mesti dialirkan bagi kelangsungan hidupnya. Entahlah, apakah masih perlu adanya kategori antara Bung Pragm

Kursi, Korupsi, dan Bini

Image
Secangkir Teh Tong Tji dan sebungkus Roti Marie menemaniku menulis dalam sepi. Tak ada suara cekakak-cekikik Citra Ali Fikri, tak ada suara Opik terkikik tertawa sendiri, tak ada alun suara Rifqi bernyanyi menghibur hatinya sendiri. Entah apalah yang menganggu suasana hati malam ini. Membuatku tak mau membuka pelajaran cara penulisan Hanzi yang telah diberikan oleh Laoshi. Aku malah lebih memilih untuk menulis tentang kursi. Padahal besok tes bagaimana cara penulisan Hanzi dengan benar. Oya, Hanzi itu adalah salah satu bentuk tulisan logographic yang berasal dari negeri Tirai Bambu. Hanzi yang di Jepang dikenal dengan Kanji dan Korea mengenalnya sebagai Hanja, merupakan salah satu tulisan tertua yang masih digunakan hingga kini. Dini hari ini, aku kembali duduk di kursi lama yang kubeli kira-kira tujuh tahun lalu. Di kursi yang kududuki ini, entah sudah berapa banyak karya tulis tercipta, yang terpublikasi maupun yang belum. Kursi ini memiliki sejarah pribadi dan arti ters

Jalan Terjal Politik Kemajemukan

Image
Tabloid Prioritas Edisi IV Tahun 1| 06 - 12 Februari 2012 Kekerasan berlatar agama, bahkan se-agama, terjadi lagi di repu blik yang konon menjunjung tinggi kemajemukan dan prinsip Bhineka Tunggal Ika. Mazhab Islam Syiah di Sampang, Madura, diserbu dan pesantrennya dibakar. Sejumlah bangunan dan rumah penduduk juga ikut dirusak. Orang-orang terluka, nyawa milik Sang Maha Pencipta diobral murah. Kemajemukan di negara ini belum terawat. Kondisi ini mendestruksi keutuhan sosial masyarakat Indonesia yang plural. Sudah sejak lahir Indonesia hadir dengan fitrah kebhinekaannya. Kemajemukan menjadi fondasi kokoh bagi terciptanya demokrasi. Sebagai negara bangsa dengan sekitar 1076 kelompok etnis, pemeluk semua agama besar, dan mendiami 300 dari 17.500 pulau di seluruh nusantara, Indonesia perlu sistem demokrasi yang mengakomodasi kepentingan politik semua unsur masyarakat. Proklamasi kemerdekaan yang disemangati Sumpah Pemuda 1928, merupakan proses terbentuknya bangsa dalam wad

Jalan Terjal Politik Kemajemukan

Image
Opini David Krisna Alka Tabloid Prioritas, Februari 2012