Posts

Showing posts from May, 2010

Kota

Image
Republika, 23 November 20 0 3  Tak kudengar kicauan burung bernyanyi bersenda gurau Tak kutemukan anak-anak bermain bola canda dan tawa Tak kusentuh bunga indah tumbuh hiasi taman Tak kulihat beningnya air mengalir di sungai Aku dengar burung-burung berebut sarang Aku temukan anak-anak bermain bola terlarang Aku sentuh bunga-bunga mekar berkeliaran Aku lihat air bening yang memabukkan Kayutanam, 1997

ANYER:MALAM PERTAMA 2010

Image
Anyer, malam pertama 2010. Seperti biasa, bila libur tiba, seringkali dendang suara dari panggung dangdut terdengar melena dan mendesah di sini. Afik pun akhirnya terjaga dari lelap resah yang menggurita. Entah kenapa ia tak pernah lagi melantunkan saluang dari komputernya. Mungkin dia sudah tak berdaya mengingat kenang yang membuat ia merasa menjadi lebih tua. Malam pertama pada tahun 2010, aku simpan kantuk dalam CPU. Suara merdu penyanyi dangdut dari perkampungan urban di Anyer belakang Tugu Proklamasi membuat semarak malam pertama di tahun baru. Aku pun tak mampu berkata aduh pada suara itu. Walau suara dendang dangdut itu terkadang menganggu. Anyer, masih dalam suasana tahun baru. Bermacam semangat dan cita-cita tersimpan dalam kalbu. Namun, Afik sepertinya tak hirau dengan pergantian tahun. Kini ia pun terlelap lagi. Melanjutkan episode mimpi senja tadi. Ketika turun dari tangga setelah terjaga, ia sempat berkata begini, “Aku merasa seperti sudah mati” Duh, Afik. Barangka

NASIONALISME PARA PENYAIR

Image
Media Indonesia, 18 Mei 2004 David Krisna Alka DALAM melihat perkembangan kesusastraan Indonesia, asas nasionalitas atau kebangsaan penting untuk ditekankan. Mulanya nasionalisme itu dipahami sebagai manifestasi patriotisme radikal melawan kolonialisme dan imperialisme, hanya sekadar mengusir penjajah dari Tanah Air, perasaan senasib dan sepenanggungan di bawah penindasan kolonialisme dan imperialisme. Pada waktu itu, nasionalisme adalah kebangkitan untuk memerdekakan diri dari penjajah. Setelah itu, perjuangan beralih pada wilayah menata model kebangsaan dan mengatur penyelenggaraan negara yang akan dijalani. Kesadaran yang timbul akhir-akhir ini adalah kesadaran nasionalisme yang semu. Pemahaman terhadap nasionalisme hanya sebatas cara mencapai tujuan dan tidak mengindahkan nilai-nilai yang dihayati sebagai kesadaran. Sebagai sebuah konsep, nasionalisme Indonesia rupa-rupanya tidaklah ditegakkan dalam satu garis lurus yang sederhana. Proses kelahiran dan perkembangannya menunju

Pemuda Muhammadiyah

Harian Republika, Rabu, 12 Mei 2010 Oleh: David Krisna Alka  Peneliti MAARIF Institute dan Anggota Pengurus PP Pemuda Muhammadiyah Muktamar XIV Pemuda Muhammadiyah diselenggarakan pada 17-23 Mei 2010 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Pada muktamar ini diharapkan Pemuda Muhammadiyah mampu lebih progresif dan tak gagap bergerak maju dari gerakan sebelumnya.  Kaum muda Muhammadiyah selayaknya melakukan gerakan pembaharuan yang memadukan ortodoksi, ortopraksis, dan penyambung misi kerja sosial Nabi Muhammad SAW. Pemuda Muhammadiyah mesti mampu melakukan gerakan sosial dan gerakan kemanusiaan yang membebaskan kaum muda dari kemiskinan dan keterbelakangan.   Teladan   Semangat perjuangan sosial dan kemanusiaan Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu landasan yang mendorong lahirnya Muhammadiyah. Sejak dulu, ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah penawar untuk membawa kepuasan jiwa bagi manusia dan untuk semua orang dari segala bangsa di seluruh dunia.