Posts

Showing posts from October, 2011

Menggugat Generasi Baru

Image
Kolom  David Krisna Alka - detikNews Jumat, 28/10/2011 11:48 WI Jakarta - Globalisasi kian menebar aroma hedonisnya. Sebagian kaum muda terlena oleh imajinasi kesenangan hiburan global. Kaum muda yang terkurung dalam fantasi media terbuai gaya hidup instan dan terjerat kesenangan semu belaka. Pemuda yang lemah terinjak raksasa materi dunia sehingga tepar dalam kolong-kolong jembatan, terkapar akibat racun narkoba, tersungkur ditembus peluru panas akibat kriminalitas. Serta, mereka yang asyik dengan dirinya sendiri tak peduli terhadap kelanjutan bangsa ini. Kebanggaan bertanah air mereka anggap sebagai kejayaan dongeng masa lalu yang tidak perlu dirindu. Di sisi lain, sebagian intelektual muda, menantang kompetisi global dengan bekerja dan menempuh studi di luar negeri. Hal ini menandakan bahwa kekuatan globalisasi telah membuat nasionalisme kaum muda sudah mendunia. Apakah pencerahan bagi republik ini akan tiba bila mereka berhasil bekerja dan studi di luar negeri?

Mitos Politis Bung Karno

Image

Tradisi Bijak Kayutanam

Image
Agus Hernawan* Kompas, Sabtu, 9 Februari 2008 BEBERAPA waktu lalu, setiap kali berjalan di depan kantor Dinas Pendidikan Kota Padang, saya paling senang memelototi baliho, yang menurut saya menarik. Menarik karena—ternyata tidak hanya terdapat di Kota Padang, tetapi juga di kota-kota lain— berpotensi menjerumuskan, menyesatkan, dan menjadi kebohongan. Baliho itu memuat gambar sepasang peserta didik, disertai keterangan tentang sekolah menengah kejuruan (SMK) di bawahnya. Kedua peserta didik itu berdiri di pangkal jenjang, tengadah menatap ke ujung jenjang, ke sebuah pintu yang terbuka lebar. Di balik pintu itu terhampar pemandangan sebuah kota dengan gedung-gedung bertingkat dan mobil-mobil berkilat. Kepada mereka, baliho itu menyuguhkan ”kesan” bahwa bersekolah di SMK adalah pilihan paling tepat untuk menuju masa depan yang terang-benderang. Tentu tak ada yang salah dari persuasi atau pesan ini. Persoalannya, sejauh mana ”pesan” ini dapat diterima secara faktual dan ko

“Pakiah” dari Pariangan

Image
Cerpen Gus tf Sakai Bagi orang-orang di kampung itu, cerita tentang pakiah sudah jadi masa lalu. Ia tertinggal dalam surau-surau tua, di tebal debu kitab-kitab kuning yang berhampar-serak, dalam bilik-bilik garin yang daun-daun pintunya telah somplak. Bagi orang-orang yang datang ke kampung itu, ia akan didengar dari mulut orang-orang tua atau tukang cerita, berbaur-biluh dengan kisah para pendekar yang dalam bahasa mereka disebut pandeka. Pakiah dan pandeka, bagi mereka orang-orang Sitalang, memang hampir tak bisa dipisahkan. Bahkan tak jarang, untuk tak mengatakan hampir selalu, dua sebutan itu berada dalam tubuh yang sama. Seseorang menjadi pakiah ketika remaja, menjelma jadi pandeka atau pendekar ketika dewasa. Tentu saja pakiah bisa langsung dikenali, sementara pandeka, orang-orang yang berkemampuan silek (silat) tinggi itu, sering-sering bersembunyi di dalam diri. Tentang bersembunyi di dalam diri, menurut Nek Minah, mereka sebetulnya juga serupa. Hanya karena t