Dari 0 Menjadi 1
"Aku sangat menghargai sahabat dan saudaraku yang telah meluangkan detik waktu untuk mengucapkan dan mendoakan ujung angka usiaku dari 0 telah berubah menjadi 1"
Tik…tak…tik…tak..detik mengalunkan irama waktu. Aku mendelik jarum jam yang telah melewati pukul
12 malam. Gelap mulai terasa pekat. Sejenak
aku pandangi pesan ucapan selamat
ulang tahun yang mulai berhias di dinding facebook dan pesan di telepon
genggamku.
Ehmmm.
Waktu telah mencabik usiaku. Dari 0 menjadi 1. Aku berusaha untuk mampu menahan
diri agar tak melukaimu, usiaku. Aku tak pernah berpikir bahwa usiaku berjalan
cepat atau lambat. Dan juga tak pernah berpikir mengapa waktu terkadang lambat
dan kadang pula cepat berlalu. Aku pun tak mau untuk memikirkan teori Einstein,
sang pelopor teori relativitas itu.
Waktu,
aliran yang mengalir dari masa lampau menuju masa depan. Ada perubahan, ada
jarak-jarak, ada antara, ada kebetulan dan juga ada kematian. Waktu, menjadi
pertanda ada kelahiran dan juga ada kepunahan. Teori fisika mengatakan bahwa
waktu tidak absolut, yang artinya waktu menunjukkan sesuatu yang relatif
terhadap suatu acuan. Entahah. Aku tak mau berpikir tentang teori waktu tapi
aku berusaha melakukan kebermanfaatan waktu. Untuk masa kini dan masa depanku.
Barangkali,
Carlo Rovelli ada benarnya, bahwa perubahan waktu setiap detik, menit dan jam
hanyalah sebuah trik pikiran. “Sebenarnya waktu itu tidak ada,” ujarnya. Namun,
aku sangat menghargai sahabat dan saudaraku yang telah meluangkan detik waktu
untuk mengucapkan dan mendoakan ujung angka usiaku dari 0 telah berubah menjadi
1.
Menteng
Dalam, 29 Juni 2011
http://sosok.kompasiana.com/2011/06/29/dari-0-menjadi-1/
Comments